Jumat, 12 September 2008

Belajar: Beban Atau Kegembiraan?


Belajar: Beban Atau Kegembiraan? Apakah “belajar” dirasakan sebagai hak atau kewajiban bagi anak atau murid Anda? Bisa jadi jawabannya akan berbeda antara anak yang satu dengan yang lain. Ada yang menganggap sebagai ‘hak’, karena dengan belajar itulah ia memperoleh kegembiraan dan keceriaan. Baginya, belajar sangat menyenangkan sehingga justru kehadirannya sangat ditunggu-tunggu dan kepergiannya membekaskan kesan yang indah dalam hati.
Sebaliknya, ada anak yang menganggap ‘belajar’ hanya sebagai ‘kewajiban’, yang justru ingin ia hindari karena ia tak ingin menghentikan permainan bersama teman-temannya. Bagi anak ini, belajar hadir sebagai beban yang harus ia kerjakan berdasarkan nilai kewajibannya. Ia tak memperoleh kepuasan ketika melaksanakannya, kecuali keinginan menyelesaikan tugas itu segera demi memperoleh hak bermain yang baru bisa ia peroleh setelah kewajiban belajar itu ia kerjakan.
Kedua anak tersebut bisa jadi melakukan hal yang sama, yaitu belajar, tetapi yang mereka peroleh jauh berbeda. Anak yang pertama menjadi giat belajar tanpa menunggu diperintah, tidak menunda-nunda untuk memperoleh haknya, bahkan sekuat tenaga ia akan berusaha mempertahankan haknya jika ada yang hendak menghalangi.
Lain halnya yang diperoleh anak yang kedua. Ia cenderung ingin menghindar dari belajar dan akan menunda sebisa mungkin. Jika proses belajar terhambat dan terhenti, itu akan menyenangkan bagi dirinya.
Perbedaan pokok yang membuat kegiatan belajar bisa dirasakan sebagai ‘hak’ atau ’kewajiban’ oleh anak adalah terletak pada perbedaan cara mengemasnya. Jika proses belajar dikemas dengan ‘fun’, menyenangkan, kreatif dan rekreatif, maka anak akan menganggapnya sebagai ‘hak’, karena melalui proses belajar tersebut ia dapat memenuhi kebutuhan bermainnya. Sementara proses belajar justru akan hadir sebagai beban manakala tidak mampu menghadirkan suasana kegembiraan yang dibutuhkan oleh anak.
Nah, tinggal kita para orang tua dan pendidik bertanya pada hati kecil kita, termasuk kelompok manakah anak dan murid kita?

Tidak ada komentar: