Kamis, 18 September 2008

Sistem Pembelajaran Dominan Otak Kiri


Sistem Pembelajaran Dominan Otak Kiri. Kelemahan dari sistem pembelajaran yang ada saat ini adalah belum diaktifkannya belahan otak kanan. Penggunaan otak kiri masih sangat dominan. Suasana pembelajaran di SD, misalnya, karena sudah dianggap lebih dewasa dari usia TK, maka dianggap tidak memerlukan gambar dan warna. Suasana dinding kelas dibiarkan berwarna suram tanpa hiasan, buku-buku pelajaran pun tidak lagi berwarna dan bergambar. Guru mengajar dengan banyak bercerita dan mendikte, sementara siswa hanya mendengar dan mencatat.

Orang tua dan guru merasa risih jika anak belajar sambil menggoyang-goyangkan kaki, dengan mulut yang terus menggumamkan senandung lagu, serta tangan yang tak henti-hentinya mencoret-coret gambar di kertas. Semua itu dianggap gerakan yang mengada-ada dan dikhawatirkan mengganggu konsentrasi anak.

Persepsi bahwa cara belajar yang baik harus selalu teratur, di kelas yang selalu sama, dengan bangku yang berbaris rapi, suasana harus sepi, pandangan harus tertuju pada guru, adalah menggambarkan ciri-ciri kerja otak kiri saja. Dan inilah yang selama ini kita kenal sebagai cara pembelajaran yang lazim ditemui, baik di rumah maupun di sekolah.

Dengan menciptakan “fun learning”, dominasi otak kiri ini akan kita dobrak. Ciri-ciri otak kanan harus mulai dimunculkan dan disinergikan dalam proses pembelajaran, sehingga mampu melejitkan kemampuan daya tangkap anak terhadap pelajaran yang diberikan. Maka, tak perlu ragu untuk menciptakan suasana belajar yang kreatif, penuh berbagai corak warna, dipadukan beragam permainan dan humor, berpindah-pindah tempat dan diiringi musik lembut mengalun.

Tidak ada komentar: