Sehari Bersama Ayah. Berapa kalikah dalam sebulan, para ayah meluangkan waktu barang sehari bersama anak-anaknya? Jawabannya pasti beragam. Lalu, seberapa besar frekuensi kebutuhan anak berinteraksi aktif dengan ayahnya?
Secara ideal, interaksi ayah dengan anak memang tidak bisa didefinisikan secara kaku. Seorang ayah yang tinggal di rumah seharian bersama anaknya, tetapi tidak menjalin komunikasi efektif, bisa jadi kualitasnya sama dengan pertemuan yang hanya setengah jam di pembaringan sambil membacakan buku cerita pengantar tidur.
Efektivitas pertemuan ayah dan anak berpulang pada pribadi masing-masing sang ayah. Ada ayah yang memiliki tipe pasif alias kurang pandai berkomunikasi. Lebih banyak diam, hanya menjawab sekadarnya bila ditanya. Maka, solusi praktis untuk ayah semacam ini adalah memperpanjang waktu kebersamaan bersama anak. Pilih kegiatan yang cukup menarik walaupun tanpa memerlukan komunikasi terlalu banyak. Misalnya, memotong rumput di kebun, membuat kandang ayam, rekreasi ke taman ria atau silaturahim ke rumah famili.
Sebenarnya, apa yang dibutuhkan anak dari seorang ayah? Jawabannya adalah figur ayah. Konsep anak tentang sosok ayah tak jauh dari peran ayah dalam keluarga, interaksi sosialnya kepada ibu dan anak-anaknya. Sehingga anak mampu mencetaknya dalam memori sebagai figur ayah yang ia pahami selamanya. Terlebih bagi anak laki-laki. Ia harus memperoleh contoh terbaik dari figur ayah ini, karena kelak baik secara sadar maupun tidak, ia akan meneladani karakter ayah dalam menjalani kehidupan bersama istri dan anaknya.
Akan lebih efektif jika seorang ayah mampu memberikan apa yang belum diberikan ibu kepada mereka. Melengkapi kekurangan ibu, maksudnya. Permainan fisik, jalan-jalan ke sawah, lomba lari, sepak bola, atau berkebun merupakan hal-hal yang tidak diperoleh dari ibu tapi bisa diperoleh dari ayah.
Bekal yang wajib dibawa ayah saat mendampingi anak adalah sabar. Untuk yang satu ini, lebih baik menyediakan kesabaran yang tiada habisnya. Sebuah resep yang bagus untuk bisa bersabar adalah kemauan secara totalitas untuk masuk ke dunia anak. Tinggalkan semua beban pikiran dan pekerjaan. Niatkan untuk meluangkan waktu sepenuhnya untuk anak.
Sisihkan waktu 10-15 menit sehari untuk berkomunikasi secara efektif dengan anak. Hal ini akan tetap bermanfaat dan membekas di hati anak hingga dewasa kelak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar